Kata rezeki berarti penghidupan, tiap-tiap yang bermanfaat, segala yang berdaya guna bagi makhluk. Rezeki Allah Swt berarti penghidupan atau tiap-tiap yang mempunyai kegunaan bagi kehidupan makhluk berasal dari Allah Swt. Rezeki juga berarti anugrah, karunia atau sumbangan dari sisi Allah Swt kepada makhluk-Nya.
Perlu kita ketahui bahwa rezeki insan dan seluruh makhluk hidup sudah dijamin oleh Allah Swt. Perhatikan firman Allah Swt dalam surah ar-Rum : 40 berikut ini :
Artinya “Allah-lah yang membuat kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kau sekutukan dengan Allah itu yang sanggup berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan”. (QS. Ar-Rum : 40)
Allah Swt membuat insan sebagai makhluk yang sempurna. Badan yang sehat, otak yang cerdas, keimanan dan kemampuan melaksanakan ibadah dengan baik ialah bab dari sekian banyak karunia Allah yang diberikan kepada manusia. Namun demikian ada sebagian dari insan yang terjebak dengan fatwa bahwa rezeki Allah Swt hanya berupa materi. Padahal rezeki Allah Swt bahwasanya sangatlah luas.
Setelah kita tahu bahwa semua makhluk yang ada di muka bumi rezekinya dijamin oleh Allah Swt, bukan berarti insan tanpa berbuat apa-apa kemudian rezeki itu ada dengan sendirinya, tetapi dengan nalar cerdas yang kita miliki kita harus berpikir bahwa untuk mendapat rezeki itu tentunya tidak gampang harus ada proses pengupayaan yaitu melalui perjuangan atau kerja.
Islam tidak menganjurkan pemeluknya untuk memerankan diri sebagai penganggur, meski dengan alasan untuk mengkonsentrasikan diri dalam beribadah kepada Allah Swt. Atau menggantungkan belas kasihan orang lain dengan cara meminta-minta. Jadi, berusaha mencari rezeki ialah suatu keharusan.
Seseorang yang bekerja dengan cara yang baik, halal, motivasi dan tujuannya benar, maka ia akan mendapat rezeki dalam bentuk bahan dan juga pahala alasannya ialah apa yang diusahakannya termasuk ibadah.
Renungkan firman Allah Swt:
”Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kau di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kau beruntung.” (QS. Al-Jumu'ah :10).
Tentang ayat ini dalam tafsir Ar-Razi dinyatakan bahwa makna ” maka bertebaranlah kau di muka bumi” mengacu dua hal yaitu pertama, perintah untuk menuntaskan tugas-tugas hidup setelah akhir salat jumat dan kedua, larangan untuk berdiam diri, istirahat, tidur di dalam masjid sesudah akhir shalat jum'at.
Dalam firman Allah Swt ini tentunya meberi wangsit bagi kalian untuk senantiasa ”produktif, energig dan efisien ” dalam memakai waktu dan dihentikan keras untuk bermalas-malasan.
Allah Swt berfirman:
”Dialah yang menyebabkan bumi itu gampang bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya”. (QS.al-Mulk(67):15)
Tentang ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan: ” Menyebarlah kemanapun kalian inginkan di penjuru-penjuru-Nya, dan berkelilinglah di sudut-sudut, tepian dan wilayah-wilayah-Nya untuk menjalankan perjuangan dan perniagaan".
Makara salah satu pintu rezeki Allah Swt yang bisa dimasuki insan ialah lewat bidang perdagangan. kebiasaan mencari nafkah dengan berdagang ternyata sudah dilakukan oleh orang-orang suku Quraisy dari semenjak zaman Rasulullah Saw.
Perjalanan dagang mereka ke luar wilayah Mekah, yaitu pada animo dingin, mereka melaksanakan perjalanan ke Yaman untuk berbelanja parfum dan rempah-rempah. Selama animo panas mereka pergi ke Syam untuk berbelanja hasil pertanian. Hal ini dinyatakan oleh Allah Swt dalam firman-Nya yang terdapat pada QS. Quraisy: 2
"(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada animo cuek dan animo panas."
Setiap insan berhak untuk hidup layak, aman, tenang dan bahagia. Untuk hidup layak ini, berdasarkan Al-Qur’an merupakan hak sekaligus kewajiban asas yang paling utama dalam Islam. Ajaran al- Qur'an dan hadis mendorong insan semoga mencari rezeki yang halal dan thayyib. Rasulullah saw bersabda: ”Wahai manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, pakailah cara baik dalam mencari (rezeki) .....”
Rasulullah Saw juga mengingatkan insan semoga berhati-hati dalam mencari harta dan harus selektif dengan cara memperolehnya sehingga harta yang dimiliki benar-benar halal.
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Pasti akan tiba pada insan suatu zaman dimana orang tidak perduli lagi dengan apa ia mengambil harta, apakah dari yang halal ataukah dari yang haram." (HR. Bukhari dan Abu Ya’la).
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana semangat dan motivasi mencari rezeki berdasarkan Al-Qur’an. Semoga semangat kita selalu ada dalam mencari rezeki Allah Swt. Tentunya rezeki yang baik dan halal. Aamiin. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
Perlu kita ketahui bahwa rezeki insan dan seluruh makhluk hidup sudah dijamin oleh Allah Swt. Perhatikan firman Allah Swt dalam surah ar-Rum : 40 berikut ini :
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ۖ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَفْعَلُ مِنْ ذَٰلِكُمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Artinya “Allah-lah yang membuat kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kau sekutukan dengan Allah itu yang sanggup berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan”. (QS. Ar-Rum : 40)
Allah Swt membuat insan sebagai makhluk yang sempurna. Badan yang sehat, otak yang cerdas, keimanan dan kemampuan melaksanakan ibadah dengan baik ialah bab dari sekian banyak karunia Allah yang diberikan kepada manusia. Namun demikian ada sebagian dari insan yang terjebak dengan fatwa bahwa rezeki Allah Swt hanya berupa materi. Padahal rezeki Allah Swt bahwasanya sangatlah luas.
Setelah kita tahu bahwa semua makhluk yang ada di muka bumi rezekinya dijamin oleh Allah Swt, bukan berarti insan tanpa berbuat apa-apa kemudian rezeki itu ada dengan sendirinya, tetapi dengan nalar cerdas yang kita miliki kita harus berpikir bahwa untuk mendapat rezeki itu tentunya tidak gampang harus ada proses pengupayaan yaitu melalui perjuangan atau kerja.
Islam tidak menganjurkan pemeluknya untuk memerankan diri sebagai penganggur, meski dengan alasan untuk mengkonsentrasikan diri dalam beribadah kepada Allah Swt. Atau menggantungkan belas kasihan orang lain dengan cara meminta-minta. Jadi, berusaha mencari rezeki ialah suatu keharusan.
Seseorang yang bekerja dengan cara yang baik, halal, motivasi dan tujuannya benar, maka ia akan mendapat rezeki dalam bentuk bahan dan juga pahala alasannya ialah apa yang diusahakannya termasuk ibadah.
Renungkan firman Allah Swt:
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
”Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kau di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kau beruntung.” (QS. Al-Jumu'ah :10).
Tentang ayat ini dalam tafsir Ar-Razi dinyatakan bahwa makna ” maka bertebaranlah kau di muka bumi” mengacu dua hal yaitu pertama, perintah untuk menuntaskan tugas-tugas hidup setelah akhir salat jumat dan kedua, larangan untuk berdiam diri, istirahat, tidur di dalam masjid sesudah akhir shalat jum'at.
Dalam firman Allah Swt ini tentunya meberi wangsit bagi kalian untuk senantiasa ”produktif, energig dan efisien ” dalam memakai waktu dan dihentikan keras untuk bermalas-malasan.
Allah Swt berfirman:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ
”Dialah yang menyebabkan bumi itu gampang bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya”. (QS.al-Mulk(67):15)
Tentang ayat ini, Ibnu Katsir mengatakan: ” Menyebarlah kemanapun kalian inginkan di penjuru-penjuru-Nya, dan berkelilinglah di sudut-sudut, tepian dan wilayah-wilayah-Nya untuk menjalankan perjuangan dan perniagaan".
Makara salah satu pintu rezeki Allah Swt yang bisa dimasuki insan ialah lewat bidang perdagangan. kebiasaan mencari nafkah dengan berdagang ternyata sudah dilakukan oleh orang-orang suku Quraisy dari semenjak zaman Rasulullah Saw.
Perjalanan dagang mereka ke luar wilayah Mekah, yaitu pada animo dingin, mereka melaksanakan perjalanan ke Yaman untuk berbelanja parfum dan rempah-rempah. Selama animo panas mereka pergi ke Syam untuk berbelanja hasil pertanian. Hal ini dinyatakan oleh Allah Swt dalam firman-Nya yang terdapat pada QS. Quraisy: 2
إِيلافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاءِ وَالصَّيْفِ (٢
"(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada animo cuek dan animo panas."
Setiap insan berhak untuk hidup layak, aman, tenang dan bahagia. Untuk hidup layak ini, berdasarkan Al-Qur’an merupakan hak sekaligus kewajiban asas yang paling utama dalam Islam. Ajaran al- Qur'an dan hadis mendorong insan semoga mencari rezeki yang halal dan thayyib. Rasulullah saw bersabda: ”Wahai manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, pakailah cara baik dalam mencari (rezeki) .....”
Rasulullah Saw juga mengingatkan insan semoga berhati-hati dalam mencari harta dan harus selektif dengan cara memperolehnya sehingga harta yang dimiliki benar-benar halal.
عَنْ أَبي هُرَيْرَةَ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَا يُبَالِي الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ أَ م مِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ (البخارى وأبو يعلى
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Pasti akan tiba pada insan suatu zaman dimana orang tidak perduli lagi dengan apa ia mengambil harta, apakah dari yang halal ataukah dari yang haram." (HR. Bukhari dan Abu Ya’la).
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan wacana semangat dan motivasi mencari rezeki berdasarkan Al-Qur’an. Semoga semangat kita selalu ada dalam mencari rezeki Allah Swt. Tentunya rezeki yang baik dan halal. Aamiin. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin.
0 Response to "Semangat Dan Motivasi Mencari Rezeki Dalam Al-Qur’An"