Pengertian Akhlak.
Akhlak berasal dari bahasa Arab yakni watak yang merupakan bentuk jama’ dari “Khuluq”yang berarti as-Sajiyah (perangai), at ̣-ṭabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-marū’ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).
Sedangkan berdasarkan istilah, watak didefinisikan oleh beberapa mahir sebagai berikut:
a) Al-Ghazali beropini bahwa, "segala sifat yang tertanam dalam hati yang mengakibatkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan gampang tanpa memerlukan pemikiran tanpa pertimbangan."
b) Ibnu Maskawih beropini kitabnya Tahdzibul Akhlaq bahwa watak adalah: "sikap jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (terlebih dahulu)."
Dari definisi-definisi di atas, baik definisi yang dikemukakan oleh Al-Ghazali mapun Ibnu Miskawaih, keduanya menitikberatkan bahwa watak itu sesuatu yang instingtif dan mekanik. Maksud dari instingtif dan mekanik yaitu dalam pelaksanannya watak tak membutuhkan petimbangan apapun.
Dalil Naqli perihal Akhlak.
Ayat al-Qur’an yang menjelaskan watak yaitu :
"Dan Sesungguhnya kau benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. al-Qalam: 4)
Firman Allah Swt dalan Surat Al-Aḥzab ayat :21
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari simpulan zaman dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al-Aḥzab :21)
Berdasarkan uraian diatas sanggup diambil pengertian watak yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa sehingga seseorang sanggup menilai perbuatan baik atau buruk, kemudian mendorong untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan.
Macam-macam Metode Peningkatan Kualitas Akhlak.
Imam Al-Ghazali berpendapat, bahwa metode-metode yang bisa dipakai untuk meningkatkan kualitas watak seseoarang antara lain adalah:
1) Metode Taat Syari’at.
Metode ini berupa pembenahan diri, yakni membiasakan diri dalam hidupsehari-hari untuk melaksanakan kebajikan dan hal-hal bermanfaat sesuai dengan ketentuan syari’at, aturan-aturan negara, dan norma-norma kehidupan bermasyarakat.
Disamping itu berusaha untuk menjauhi hal-hal yang tidak boleh syara’ dan hukum -aturan yang berlaku. Metode ini sederhana dan sanggup dilakukan oleh siapa saja dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya akan berkembang sikap dan sikap kasatmata menyerupai ketaatan pada agama dan norma-norma masyarakat, hidup damai dan wajar,senang melaksanakan kebajikan, berakal mengikuti keadaan dan bebas dari permusuhan.
Cara menerapkan metode tersebut adalah:
a) Membiasakan diri untuk selalu melaksanakan kebaikan dan menjauhi yangdi larang syara’.
b) Menjauhi permusuhan.
c) Membiasakan diri untuk menyesuaikan dengan lingkungan.
2) Metode Pengembangan Diri.
Metode yang bercorakpsikoedukatifini didasari oleh kesadaran ataskekuatan dan kelemahan diri yang kemudian melahirkan cita-cita untuk meningkatkan sifat-sifat baik dan sekaligus menghilangkan sifat-sifat buruk.
Dalam pelaksanaannya dilakukan pula proses adaptasi (conditioning) sepertipada “metode taat syari’at” ditambah dengan upaya meneladani perbuatan dari pribadi-pribadi yang dikagumi.
Membiasakan diri dengan cara hidup menyerupai ini secara konsisten akan berbagi kebiasaan-kebiasaan dan sifat-sifat terpuji yang terungkap dalam kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat.
Metode ini bergotong-royong menyerupai dengan metode pertama, hanya saja dilakukan secara lebih sadar, lebih disiplin dan intensif serta lebih personal sifatnya daripada metode pertama.
Cara menerapkan metode pengembangan diri ini adalah:
a) Berupaya meneladani perbuatan-perbuatan terpuji.
b) Membiasakan konsisten untuk melaksanakan kebiasaan terpuji.
c) Berusaha meningkatkan potensi diri.
3) Metode Kesufian.
Metode ini bercorak spiritual-religius dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pribadi mendekati gambaran Insan Ideal (insan kamil). Pelatihan disiplin diriini berdasarkan Al-Ghazāli dilakukan melalui dua jalan yakni al-mujāhadah dan al-riyādāh. Al-Mujāhadah yaitu perjuangan sungguh-sungguh untuk menghilangkan segala kendala pribadi (harta, kemegahan, taklid, maksiat). Al-Riyāḍāh yaitu latihan mendekatkan diri pada Allah dengan selalu berusaha meningkatkan kualitas ibadah.
Kegiatan sufistik ini berlangsung dibawah bimbingan seorang Guru yang benar–benar berkualitas dalam hal ilmu, kemampuan dan wewenangnya sebagaiMursyid.
Diantara ketiga metode tersebut, metode kesufian dianggap tertinggi oleh Al-Ghazāli dalam proses peningkatan derajat keruhanian, khususnya dalam meraih ahlak terpuji.
Cara menerapkan metode ini adalah:
a) Membiasakan bersifat zuhud.
b) Melakukan riyāḍah/ mendekatkan diri pada Tuhan.
c) Meningkatkan kualitas ibadah.
Demikian beberapa metode dan cara penerapannya, supaya dengan caracara tersebut, perjuangan kita semua dalam upaya meningkatkan kualitas watak terpuji khususnya kepada akseptor didik sanggup berhasil sesuaidengan tujuan yang kita harapkan bersama.
Contoh Orang yang Memiliki Kualitas Akhlak.
Kehidupan Ali bin Abi Thalib as dan Fatimah az-zahra merupakan pola dan teladan bagi kehidupan suami istri yang bahagia. Ali senantiasa membantu Fatimah dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Begitu pula sebaliknya, Fatimah selalu berupaya untuk mencari keridaan dan kerelaan Ali, serta senantiasa menunjukkan rasa bangga kepada suaminya. Pembicaraan mereka penuh dengan adat dan sopan santun. “Ya binta Rasulillah”; wahai putri Rasul, yaitu panggilan yang biasa dipakai Imam Ali setiap kali ia menyapa Fatimah. Sementara Sayidah Fatimah sendiri menyapanya dengan panggilan “Ya Amir al-Mukminin”; wahai pemimpin kaum mukmin. Demikianlah kehidupan Imam Ali as dan Sayidah Fatimah ra. Keduanya yaitu teladan bagi kedua pasangan suami-istri, atau pun bagi orang bau tanah terhadap anak-anaknya.
Hikmah Peningkatan Kualitas Akhlak.
Adapun pesan tersirat peningkatan kualitas watak yaitu sebagai berikut ;
1. Dapat membiasakan diri untuk selalu melaksanakan kebaikan dan menjauhi yang di larang syara’.
2. Dapat meningkatkan kemampun baik yang ada pada diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
3. Dapat berintraksi sosial diri untuk menyesuaikan dengan lingkungan.
4. Dapat menjauhkan diri dari perbuatan permusuhan diantaranya.
5. Dapat melaksanakan dan meningkatkan kualitas ibadah maghdah maupun ghairu mahdah.
Perilaku Orang Yang Meningkatkan Kualitas Akhlak.
Dengan memahami pedoman Islam mengenai metode peningkatan kualitas watak maka seharusnya kita mempunyai sikap sebagai berikut :
1. Memahami metode-metode yang bisa meningkatkan kualitas watak seseoarang dan cara penerapannya Berbakti kepada orang bau tanah dengan semaksimal mungkin contohnya dengan cara merawatnya bila dia sudah bau tanah dan berkata dengan perkataan yang baik;
2. Mengetahui pola orang yang mempunyai kualitas akhlak.
3. Mengidentifikasi pesan tersirat dan kualitas peningkatan akhlak.
4. Menghiasi watak dalam kehidupan sehari-hari.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal pengertian akhlak, dalil, macam-macam metode meningkatkan watak dan pesan tersirat peningkatan watak kualitas akhlak. Sumber Buku Akhlak kementerian Agama republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com supaya bermanfaat. Aamiin.
Akhlak berasal dari bahasa Arab yakni watak yang merupakan bentuk jama’ dari “Khuluq”yang berarti as-Sajiyah (perangai), at ̣-ṭabi’ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-marū’ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).
Sedangkan berdasarkan istilah, watak didefinisikan oleh beberapa mahir sebagai berikut:
a) Al-Ghazali beropini bahwa, "segala sifat yang tertanam dalam hati yang mengakibatkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan gampang tanpa memerlukan pemikiran tanpa pertimbangan."
b) Ibnu Maskawih beropini kitabnya Tahdzibul Akhlaq bahwa watak adalah: "sikap jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (terlebih dahulu)."
Dari definisi-definisi di atas, baik definisi yang dikemukakan oleh Al-Ghazali mapun Ibnu Miskawaih, keduanya menitikberatkan bahwa watak itu sesuatu yang instingtif dan mekanik. Maksud dari instingtif dan mekanik yaitu dalam pelaksanannya watak tak membutuhkan petimbangan apapun.
Dalil Naqli perihal Akhlak.
Ayat al-Qur’an yang menjelaskan watak yaitu :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
"Dan Sesungguhnya kau benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS. al-Qalam: 4)
Firman Allah Swt dalan Surat Al-Aḥzab ayat :21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari simpulan zaman dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al-Aḥzab :21)
Berdasarkan uraian diatas sanggup diambil pengertian watak yaitu sifat yang tertanam dalam jiwa sehingga seseorang sanggup menilai perbuatan baik atau buruk, kemudian mendorong untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan.
Macam-macam Metode Peningkatan Kualitas Akhlak.
Imam Al-Ghazali berpendapat, bahwa metode-metode yang bisa dipakai untuk meningkatkan kualitas watak seseoarang antara lain adalah:
1) Metode Taat Syari’at.
Metode ini berupa pembenahan diri, yakni membiasakan diri dalam hidupsehari-hari untuk melaksanakan kebajikan dan hal-hal bermanfaat sesuai dengan ketentuan syari’at, aturan-aturan negara, dan norma-norma kehidupan bermasyarakat.
Disamping itu berusaha untuk menjauhi hal-hal yang tidak boleh syara’ dan hukum -aturan yang berlaku. Metode ini sederhana dan sanggup dilakukan oleh siapa saja dalam kehidupan sehari-hari. Hasilnya akan berkembang sikap dan sikap kasatmata menyerupai ketaatan pada agama dan norma-norma masyarakat, hidup damai dan wajar,senang melaksanakan kebajikan, berakal mengikuti keadaan dan bebas dari permusuhan.
Cara menerapkan metode tersebut adalah:
a) Membiasakan diri untuk selalu melaksanakan kebaikan dan menjauhi yangdi larang syara’.
b) Menjauhi permusuhan.
c) Membiasakan diri untuk menyesuaikan dengan lingkungan.
2) Metode Pengembangan Diri.
Metode yang bercorakpsikoedukatifini didasari oleh kesadaran ataskekuatan dan kelemahan diri yang kemudian melahirkan cita-cita untuk meningkatkan sifat-sifat baik dan sekaligus menghilangkan sifat-sifat buruk.
Dalam pelaksanaannya dilakukan pula proses adaptasi (conditioning) sepertipada “metode taat syari’at” ditambah dengan upaya meneladani perbuatan dari pribadi-pribadi yang dikagumi.
Membiasakan diri dengan cara hidup menyerupai ini secara konsisten akan berbagi kebiasaan-kebiasaan dan sifat-sifat terpuji yang terungkap dalam kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat.
Metode ini bergotong-royong menyerupai dengan metode pertama, hanya saja dilakukan secara lebih sadar, lebih disiplin dan intensif serta lebih personal sifatnya daripada metode pertama.
Cara menerapkan metode pengembangan diri ini adalah:
a) Berupaya meneladani perbuatan-perbuatan terpuji.
b) Membiasakan konsisten untuk melaksanakan kebiasaan terpuji.
c) Berusaha meningkatkan potensi diri.
3) Metode Kesufian.
Metode ini bercorak spiritual-religius dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pribadi mendekati gambaran Insan Ideal (insan kamil). Pelatihan disiplin diriini berdasarkan Al-Ghazāli dilakukan melalui dua jalan yakni al-mujāhadah dan al-riyādāh. Al-Mujāhadah yaitu perjuangan sungguh-sungguh untuk menghilangkan segala kendala pribadi (harta, kemegahan, taklid, maksiat). Al-Riyāḍāh yaitu latihan mendekatkan diri pada Allah dengan selalu berusaha meningkatkan kualitas ibadah.
Kegiatan sufistik ini berlangsung dibawah bimbingan seorang Guru yang benar–benar berkualitas dalam hal ilmu, kemampuan dan wewenangnya sebagaiMursyid.
Diantara ketiga metode tersebut, metode kesufian dianggap tertinggi oleh Al-Ghazāli dalam proses peningkatan derajat keruhanian, khususnya dalam meraih ahlak terpuji.
Cara menerapkan metode ini adalah:
a) Membiasakan bersifat zuhud.
b) Melakukan riyāḍah/ mendekatkan diri pada Tuhan.
c) Meningkatkan kualitas ibadah.
Demikian beberapa metode dan cara penerapannya, supaya dengan caracara tersebut, perjuangan kita semua dalam upaya meningkatkan kualitas watak terpuji khususnya kepada akseptor didik sanggup berhasil sesuaidengan tujuan yang kita harapkan bersama.
Contoh Orang yang Memiliki Kualitas Akhlak.
Kehidupan Ali bin Abi Thalib as dan Fatimah az-zahra merupakan pola dan teladan bagi kehidupan suami istri yang bahagia. Ali senantiasa membantu Fatimah dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Begitu pula sebaliknya, Fatimah selalu berupaya untuk mencari keridaan dan kerelaan Ali, serta senantiasa menunjukkan rasa bangga kepada suaminya. Pembicaraan mereka penuh dengan adat dan sopan santun. “Ya binta Rasulillah”; wahai putri Rasul, yaitu panggilan yang biasa dipakai Imam Ali setiap kali ia menyapa Fatimah. Sementara Sayidah Fatimah sendiri menyapanya dengan panggilan “Ya Amir al-Mukminin”; wahai pemimpin kaum mukmin. Demikianlah kehidupan Imam Ali as dan Sayidah Fatimah ra. Keduanya yaitu teladan bagi kedua pasangan suami-istri, atau pun bagi orang bau tanah terhadap anak-anaknya.
Hikmah Peningkatan Kualitas Akhlak.
Adapun pesan tersirat peningkatan kualitas watak yaitu sebagai berikut ;
1. Dapat membiasakan diri untuk selalu melaksanakan kebaikan dan menjauhi yang di larang syara’.
2. Dapat meningkatkan kemampun baik yang ada pada diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
3. Dapat berintraksi sosial diri untuk menyesuaikan dengan lingkungan.
4. Dapat menjauhkan diri dari perbuatan permusuhan diantaranya.
5. Dapat melaksanakan dan meningkatkan kualitas ibadah maghdah maupun ghairu mahdah.
Perilaku Orang Yang Meningkatkan Kualitas Akhlak.
Dengan memahami pedoman Islam mengenai metode peningkatan kualitas watak maka seharusnya kita mempunyai sikap sebagai berikut :
1. Memahami metode-metode yang bisa meningkatkan kualitas watak seseoarang dan cara penerapannya Berbakti kepada orang bau tanah dengan semaksimal mungkin contohnya dengan cara merawatnya bila dia sudah bau tanah dan berkata dengan perkataan yang baik;
2. Mengetahui pola orang yang mempunyai kualitas akhlak.
3. Mengidentifikasi pesan tersirat dan kualitas peningkatan akhlak.
4. Menghiasi watak dalam kehidupan sehari-hari.
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan perihal pengertian akhlak, dalil, macam-macam metode meningkatkan watak dan pesan tersirat peningkatan watak kualitas akhlak. Sumber Buku Akhlak kementerian Agama republik Indonesia, 2015. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com supaya bermanfaat. Aamiin.
0 Response to "Pengertian Akhlak, Dalil, Macam-Macam Metode Meningkatkan Budbahasa Dan Hikmah Peningkatan Akhlak"