Latest News

Pesan Anies Baswedan Di Hardiknas 2015

Sejarah Hari Pendidikan Nasional yang di peringati setiap tanggal 2 Mei , setrik keseluruhan sejarah dan makna hari pendidikan nasional bakal berujung pada cerita usaha Ki Hajar Dewantara dan sosok dari Bapak Pendidikan nasional Indonesia itu sendiri yang dinisbatkan pada ia . bacaan bacaan menyerupai ini barang kali bakal menyegarkan ingatan kita bakal usaha Beliau dalam memperlihatkan pendidikan pada rakyat pribumi tanah air Indonesia ketika dalam masa penjajahan Belanda .

Terlepas dari itu, saya terpukau dan mencicipi ada semangat gres di hari pendidikan Nasional membaca pesan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan. berikut saya reposting pesan Anies Baswedan di hari Pendidikan Nasional yang saya kutif dari http://aniesbaswedan.com/
Pesan Anies Baswedan di Hardiknas 2015
=================================================================
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Di hari yang berbahagia ini, kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih, kita panjatkan puji dan syukur. Atas izin, rahmat, dan karunia-Nya, kita semua berkesempatan untuk merayakan Hari Pendidikan Nasional ini.

Di Hari Pendidikan ini, atas nama pemerintah, izinkan saya memberikan apresiasi pada semua pihak, pada semua pelaku pendidikan dimanapun berada, yang telah ambil tugas aktif untuk mencerdaskan saudara sebangsa. Untuk para pendidik di semua jenjang, yang telah bekerja keras membangkitkan potensi akseptor didik untuk menjadi insan berkarakter mulia, yang bisa meraih harapan dan menjadi pembelajar sepanjang hidup, terimalah salam hormat dan apresiasi dari kita semua.

Bapak, Ibu dan Hadirin yang mulia,
Republik tercinta ini digagas oleh belum dewasa muda terdidik dan tercerahkan. Pendidikan telah membukakan mata dan kesadaran mereka untuk membangun sebuah negeri Bhineka yang modern. Sebuah negara yang berakarkan adab dan budaya bangsa nusantara, beralaskan semangat gotong royong, tapi tetap mengedepankan dan menumbuhkembangkan prinsip kesejajaran dan kesatuan sebagai sebuah negara modern.

Pendidikan telah membukakan pintu wawasan, menyalakan cahaya pengetahuan, dan menguatkan pilar ketahanan moral.

Persinggungan dengan pendidikanlah yang telah memungkinkan para perintis kemerdekaan untuk memiliki gagasan besar yang melampaui zamannya.

Gagasan dan usaha yang membuat Indonesia dijadikan sebagai acuan oleh bangsa-bangsa di Asia dan di Afrika. Dunia terpesona pada Indonesia, bukan saja alasannya keindahan alamnya, atau keramahan penduduknya, atau keagungan budayanya, tetapi juga alasannya formasi orang-orang terdidiknya yang berani mengusung ide-ide terobosan dengan ditopang pilar moral dan intelektual.

Indonesia ialah negeri penuh berkah. Di tanah ini, setancapan ranting bisa tumbuh menjadi pohon yang rindang. Alam subur, maritim melimpah, apalagi kalau melihat mineral,minyak, gas, hutan, dan semua formasi kekayaan alam. Indonesia ialah wajah cerah khatulistiwa. Namun kita semua harus sadar bahwa

aset terbesar Indonesia bukan tambang, bukan gas, bukan minyak, bukan hutan ataupun segala macam hasil bumi; aset terbesar bangsa ini ialah insan Indonesia.

Tanggung jawab kita kini ialah mengembangkan kualitas insan Indonesia.

Manusia yang terdidik dan tercerahkan ialah kunci kemajuan bangsa. Jangan sesekali kita mengikuti jalan berpikir kaum kolonial di masa lalu. Fokus mereka, kaum kolonial itu, ialah pada kekayaan alam saja dan tanpa peduli pada kualitas manusianya. Kaum kolonial memang tiba untuk mengeruk dan menyedot isi bumi Nusantara, menguras hasil bumi Nusantara, alasannya itu mereka peduli dan tahu persis data kekayaan alam kita, tetapi mereka tak pernah peduli dengan kualitas insan di Nusantara.

Kini kita sudah 70 tahun merdeka. Kemerdekaan itu bukan hanya untuk menggulung kolonialisme, melainkan juga untuk menggelar kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jangan hingga kita hanya tahu perihal kekayaan alam tetapi tidak tahu kualitas insan di negeri kita. Kita harus berkonsetrasi pada peningkatan dan pengembangan kualitas manusia. Kita dihentikan mengikuti jalan berpikir kaum kolonial yang terfokus hanya pada kekayaan alam tetapi melupakan soal kualitas manusia.

Mari kita jawab,
Tahukah kita berapa jumlah sekolah, jumlah guru, jumlah siswa, jumlah akademi tinggi di tempat kita?
Tahukah kita berapa banyak belum dewasa di wilayah kita yang terpaksa putus sekolah?
Tahukah kita perihal kondisi guru-guru di sekolah yang mengajar belum dewasa kita?
Tahukah kita perihal tantangan yang dihadapi oleh kepala sekolah dan guru untuk memajukan sekolahnya?

Lebih jauh lagi, berjuta jumlahnya putra-putri Indonesia yang kini telah berhasil meraih kesejahteraan. Pada kita yang telah sejahtera itu, terang terlihat bahwa pendidikan ialah hulunya. Karena pendidikanlah maka terbuka peluang untuk hidup lebih baik.

Pendidikan itu menyerupai tangga berjalan yang mengantarkan kita meraih kesejahteraan yang jauh lebih baik.

Pertanyaannya,
Sudahkah kita menengok sejenak pada dunia pendidikan yang telah mengantarkan kita hingga pada kesejahteraan yang lebih baik?
Pernahkah kita mengunjungi sekolah kita dulu?
Pernahkah kita menyapa, bertanya kabar dan kondisi, serta berucap terima kasih pada guru-guru yang mendidik kita dulu?
Pernahkah kita menyapa kembali dan memberikan terima kasih pada dosen-dosen kita?

Bagi kita yang kini berkiprah di luar dunia pendidikan, mari kita luangkan perhatian. Mari ikut terlibat memajukan pendidikan. Mari kita ikut iuran untuk membuat generasi belum dewasa kita bisa meraih yang jauh lebih baik dari yang berhasil diraih generasi ini. Dan, iuran paling gampang ialah kehadiran.


Datangi sekolah, datangi guru, datangi belum dewasa pelajar kemudian terlibat untuk berbagi, untuk menginspirasi dan terlibat untuk ikut memajukan dunia pendidikan kita.

Bapak, Ibu dan Hadirin yang berbahagia,
Wajah masa depan kita berada di ruang-ruang kelas. Akan tetapi, hal itu bukan berMakna bahwa tanggung-jawab membentuk masa depan itu hanya berada di pundak pendidik dan tenaga kependidikan di institusi pendidikan.

Setrik konstitusional, mendidik ialah tanggung jawab negara namun setrik moral mendidik ialah tanggung jawab setiap orang terdidik.

Mengembangkan kualitas insan Indonesia harus dikerjakan sebagai sebuah gerakan bersama. Semua harus ikut peduli, pundak membahu, saling sokong dan topang untuk memajukan kualitas insan Indonesia lewat pendidikan.

Oleh alasannya itu, Bapak, Ibu dan Hadirin sekalian,
Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun ini kita mengambil tema ‘Pendidikan sebagai Gerakan Pencerdasan dan Penumbuhan Generasi Berkarakter Pancasila’.

Kata kunci dari tema tersebut ialah “Gerakan”. Pendidikan harus dipandang sebagai ikhtiar kolektif seluruh bangsa. Karena itu pendidikan tidak bisa dipandang sebagai sebuah jadwal semata. Kita harus mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat. Kita mendorong pendidikan menjadi gerakan semesta, yaitu gerakan yang melibatkan seluruh elemen bangsa:
masyarakat merasa memiliki,
pemerintah memfasilitasi,
dunia bisnis peduli,
dan ormas/LSM mengorganisasi.

Berbeda dengan sekadar “program” yang perasaan memiliki atas atrik hanya terbatas pada para pelaksana program, sebuah “gerakan” justru ingin menumbuhkan rasa memiliki pada semua kalangan. Mari kita ajak semua pihak untuk merasa peduli, untuk merasa memiliki atas problematika pendidikan semoga semua bersedia menjadi bab dari ikhtiar untuk menuntaskan problematika itu.

Gerakan pencerdasan dan penumbuhan generasi berkarakter Pancasila ialah sebuah ikhtiar mengembalikan kesadaran perihal pentingnya abjad Pancasila dalam pendidikan kita. Sudah digariskan bahwa pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi akseptor didik semoga menjadi insan yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, berdikari dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Itulah abjad Pancasila yang menjadi tujuan Pendidikan Nasional kita.

Menumbuhkembangkan potensi anak didik menyerupai itu memerlukan karakteristik pendidik dan suasana pendidikan yang tepat. Disinilah Bapak, Ibu dan Hadirin sekalian, peringatan Hari Pendidikan Nasional menjadi amat relevan untuk mengingatkan kembali perihal karakteristik pendidik dan suasana pendidikan.

Peringatan hari pendidikan tak bisa lepas dari sosok Ki Hadjar Dewantara, yang pada tanggal 2 Mei ialah hari kelahiran Bapak Pendidikan Indonesia itu.

Ki Hadjar Dewantara menyebut sekolah dengan istilah “Taman”. Taman ialah tempat berguru yang menyenangkan.

Anak tiba ke taman dengan senang hati, berada di taman juga dengan senang hati dan pada ketika harus meninggalkan taman maka anak bakal merasa berat hati.

Pertanyaannya, sudahkah sekolah kita menjadi menyerupai taman? Sudahkah sekolah kita mejadi tempat berguru yang menyenangkan?

Sekolah menyenangkan memiliki banyak sekali karakter, diantaranya adalah;
sekolah yang melibatkan semua komponennya, baik guru, orang tua, siswa dalam proses belajarnya;
sekolah yang pembelajarannya relevan dengan kehidupan;
sekolah yang pembelajarannya memiliki ragam pilihan dan tantangan, dimana individu diberikan pilihan dan tantangan sesuai dengan tingkatannya;
sekolah yang pembelajarannya memperlihatkan makna jangka panjang bagi akseptor didiknya.

Di hari Pendidikan Nasional ini, mari kita kembalikan semangat dan konsep Ki Hadjar Dewantara bahwa sekolah harus menjadi tempat berguru yang menyenangkan.

Sebuah wahana berguru yang membuat para pendidik mencicipi mendidik sebagai sebuah kebahagiaan. Sebuah wahana berguru yang membuat para akseptor didik mencicipi berguru sebagai sebuah kebahagiaan. Pendidikan sebagai sebuah kegembiraan. Pendidikan yang menumbuh-kembangkan potensi akseptor didik semoga menjadi insan berkarakter Pancasila.

Ikhtiar besar kita untuk pendidikan ini hanya bakal bisa terwujud kalau kita semua terus bekerja keras dan makin membuka lebar-lebar pMaknasipasi masyarakat untuk terlibat aktif dalam pendidikan.

Mulai hari ini kita harus mengubah perspektif, bahwa pendidikan bukan hanya urusan kedinasan di pemerintahan, melainkan juga urusan kita dan ikhtiar memajukan pendidikan ialah juga tanggung jawab kita semua.

Mari kita teruskan kerja keras, kerja bersama dan kolaborasi ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, selalu membimbing kita semoga sanggup meraih dan melampaui harapan bangsa kita tercinta.

Selamat Hari Pendidikan Nasional, jayalah Indonesia.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 2 Mei 2015

Anies Baswedan

=================================================================
=================================================================

0 Response to "Pesan Anies Baswedan Di Hardiknas 2015"

Total Pageviews