Jumat yang Barokah |
Selamat beraktifitas.
Orang pelit rezekinya sempit. Benarkah? Faktanya, memang tidak semua orang yang pelit kekurangan harta. Bahkan ada orang pelit yang tabungannya terus bertambah. Itu berlaku bagi yang memahami bahwa rezeki itu hanya harta.
Padahal rezeki itu sanggup bermakna sahabat, kebahagiaan, pahala, jodoh dan lain sebagainya. Saya yakin, sobat orang yang pelit lebih sedikit dibandingkan orang yang “care” kepada orang lain. Kebahagiaan hidup orang pelit juga sangat tipis. Termasuk pahala dari sedekah dan meringankan orang lain juga berpeluang sangat rendah.
Dikisahkan, ada seorang yang populer pelit luar biasa. Semua hal yang bekerjasama pengeluaran uang ia hindari. Bahkan untuk urusan kebutuhan pokok pun kalau perlu sanggup gratisan, padahah saldo tabungannya sangatlah besar. Ia kaya tapi bermental miskin. Bahkan tak aib ikut antri pembagian derma yang seharusnya untuk keluarga miskin.
Suatu hari, dikala ia sedang ikut berebut pemberian derma kacang ijo di perumahannya, satu butir kacang ijo masuk ke telinganya. Segera ia pergi ke dokter untuk mengeluarkan kacang ijo dari telinganya.
“Wah, ini harus dioperasi dan biayanya mahal, sedikitnya delapan juta rupiah,” kata dokter.
Dasar orang pelit, ia pun bertanya kepada sang dokter, “Ada gak dok yang gratis?” Dokter itu menjawab, “Ada, tapi Anda harus sabar.” Orang pelit ini pun segera berkata “Gak apa-apa dok, yang penting gratis.”
Dokter itu lalu menjelaskan, “Nah, setiap pagi dan sore, teteskan sedikit air ke pendengaran Anda. Dalam beberapa hari, kacang ijo itu bakal berkembang menjadi toge. Setelah itu, tariklah ujung toge itu pelan-pelan.” Hehehehe…
Selamat bekerja, ayo jangan pelit!
Inspirasi dari sobat kito
0 Response to "Jangan Pelit, Banyakan Sedekah"