I’jaz al-Qur’an bergotong-royong terdapat dalam dirinya sendiri. Tegasnya kemu’jizatan al-Qur’an ada dalam kandungannya, bukan di luarnya. Jadi, kitab suci ini tidak membutuhkan keterangan lain di luar dirinya untuk menandakan bahwa ia ialah Mu’jizat terbesar Nabi Muhammad Saw.
Secara garis besar ada dua aspek kemu’jizatan al-Qur’an yaitu:
A. Gaya Bahasa (Uslub)
Al-Qur’an memiliki gaya bahasa yang khas yang tidak sanggup ditiru para sastrawan Arab sekalipun, alasannya ialah susunan yang indah yang berlainan dengan setiap susunan dalam bahasa Arab. Mereka melihat al-Qur’an menggunakan bahasa dan lafaz mereka, tetapi ia bukan puisi, prosa atau syair dan mereka tidak bisa menciptakan menyerupai itu (meniru al-Qur’an).
Mereka tidak pernah bisa untuk menandinginya dan frustasi kemudian merenungkannya, kemudian merasa kagum dan menerimanya, kemudian sebagian masuk Islam. Contoh dalam sejarah diterangkan bahwa Umar bin Khattab ra. menyatakan diri masuk Islam sehabis mendengar ayat-ayat pertama surat Thaha, dan masih banyak pola lainnya. Inilah bukti kemu’jizatan al-Qur’an dari segi bahasanya.
Uslub al-Qur’an sangatlah indah. Keindahan uslub al-Qur’an benar-benar telah menciptakan orang-orang Arab dan atau luar Arab kagum dan terpesona. Di dalam al-Qur’an terkandung nilai-nilai istimewa di mana tidak akan terdapat dalam ucapan insan menyamai isi yang terkandung di dalamnya.
Al-Qur’an dalam uslubnya yang menakjubkan memiliki beberapa keistimewaan-keistimewaan, di antaranya :
1) Kelembutan al-Qur’an secara lafaz yang terdapat dalam susunan bunyi dan keindahan bahasanya.
2) Keserasian al-Qur’an baik untuk awam maupun kaum cendekiawan, dalam arti bahwa semua orang sanggup mencicipi keagungan dan keindahan al-Qur’an.
3) Sesuai dengan nalar dan perasaan, di mana al-Qur’an memperlihatkan iman pada nalar dan hati, serta merangkum kebenaran dan keindahan sekaligus.
4) Keindahan dalam kalimat serta beraneka ragam bentuknya, yaitu satu makna diungkapkan dalam beberapa lafaz dan susunan yang majemuk yang semuanya indah dan halus.
5) Al-Qur’an meliputi dan memenuhi persyaratan antara bentuk global (ijmal) dan bentuk yang terperinci (tafsil).
6) Dapat dimengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat (yang dikemukakan).
B. Isi Kandungannya.
Dilihat dari isi kandungannya, kemu’jizatan al-Qur’an sanggup dilihat dari beberapa hal, yaitu :
1. Al-Qur’an mengungkapkan berita-berita yang bersifat ghaib.
Hal-hal yang bersifat ghaib yang diungkap dalam al-Qur’an sanggup dipilah menjadi 2 (dua) yaitu :
Pertama, gosip menyangkut masa lalu. Sebagai contohnya: kisah Nabi Adam a.s., Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., dan Nabi Ismail as., Nabi Musa a.s., dan kisah lain di masa lalu. Salah satu pola lainnya sebagaimana diungkapkan dalam QS. Yunus : 92
“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu supaya engkau sanggup menjadi pelajaran bagi orang-orang yang tiba setelahmu, tetapi kebanyakan insan tidak mengindahkan gejala (kekuasaan) Kami.”. (QS. Yunus : 92)
Ayat tersebut menceritakan ihwal Fir’aun yang diawetkan dengan cara dibalsem, sehingga utuh hingga sekarang. Hal itu bersifat ghaib, alasannya ialah tidak ada orang yang mengenalnya. Akan tetapi gosip al-Qur’an itu ternyata terbukti kebenarannya kemudian.
Kedua, gosip ihwal peristiwa-peristiwa yang akan terjadi baik di dunia maupun di akhirat, misalnya:
“Alif Lam Mim. Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka sehabis kekalahannya itu akan menang.” (QS. ar- Ar-Rum : 1-3)
Ayat tersebut menceritakan ihwal kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia. Padahal dikala ayat ini diturunkan, belum terjadi peperangan yang dimaksudkan ayat tersebut. Akan tetapi kebenaran gosip itu terbukti sembilan tahun kemudian.
Berita mistik menyangkut masa yang akan terjadi lainnya, contohnya gosip ihwal kemenangan umat Islam dalam perang Badar dijelaskan dalam QS. Al-Qamar : 45, insiden Fathu Makkah dijelaskan dalam QS. Al-Fath : 27, dan sebagainya.
2. I’jazul ‘ilmi, yakni kemu’jizatan ilmu pengetahuan.
Al-Qur’an mengungkapkan isyarat-isyarat rumit terhadap ilmu pengetahuan sebelum pengetahuan itu sendiri sanggup menemukannya. Kemudian terbukti bahwa al-Qur’an sama sekali tidak bertentangan dengan penemuan-penemuan gres yang didasarkan pada penelitian ilmiah.
Hal ini menyerupai difirmankan Allah Swt.:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka gejala (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu ialah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fussilat :53)
Banyak ayat al-Qur’an yang mengungkapkan arahan ihwal ilmu pengetahuan, seperti: terjadinya perkawinan dalam tiap-tiap benda, perbedaan sidik jari manusia, berkurangnya oksigen di angkasa, khasiat madu, asal insiden alam semesta, penyerbukan dengan angin, dan masih banyak lagi isyarat-isyarat ilmu pengetahuan yang bersifat potensial, yang kemudian berubah menjadi ilmu pengetahuan modern.
Baca Juga :
Salah satu arahan ilmu pengetahuan tersebut ialah mengenai perbedaan sidik jari manusia, firman Allah Swt:
“Apakah insan mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? (Bahkan) Kami bisa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.” (QS. Al-Qiyamah : 3-4)
3. Al-Qu r’an memperlihatkan aturan aturan atau undang-undang yang bersifat universal, meliputi segala urusan hidup dan kehidupan manusia.
Secara lebih rinci, Said Husin al-Munawar memperlihatkan rumusan mengenai aspek-aspek kemu’jizatan al-Qur’an sebagai berikut :
a. Susunan bahasa yang sangat indah, berbeda dengan setiap susunan bahasa yang ada dalam bahasa orang-orang Arab.
b. Adanya uslub yang luar biasa, berbeda dengan semua uslub-uslub bahasa Arab.
c. Sifat agung yang mustahil lagi seorang makhluk untuk mendatangkan hal yang menyerupai al-Qur’an.
d. Bentuk undang-undang yang detail dan tepat yang melebihi setiap undang-undang buatan manusia.
e. Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak bisa diketahui kecuali dengan wahyu.
f. Tidak bertentangan dengan pengetahuan-pengetahuan umum yang dipastikan kebenarannya.
g. Menepati komitmen dan bahaya yang telah dikabarkan di dalamnya.
h. Memenuhi segala kebutuhan manusia.
i. Berpengaruh kepada hati pengikut dan musuh (orang yang menentangnya).
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal Aspek-aspek Kemu’jizatan Al-Qur’an. Secara garis besar ada dua aspek kemu’jizatan al-Qur’an yaitu gaya bahasa dan isi kandungannya. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin. Sumber, Al-Qur’an Hadits, Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014.
Secara garis besar ada dua aspek kemu’jizatan al-Qur’an yaitu:
A. Gaya Bahasa (Uslub)
Al-Qur’an memiliki gaya bahasa yang khas yang tidak sanggup ditiru para sastrawan Arab sekalipun, alasannya ialah susunan yang indah yang berlainan dengan setiap susunan dalam bahasa Arab. Mereka melihat al-Qur’an menggunakan bahasa dan lafaz mereka, tetapi ia bukan puisi, prosa atau syair dan mereka tidak bisa menciptakan menyerupai itu (meniru al-Qur’an).
Mereka tidak pernah bisa untuk menandinginya dan frustasi kemudian merenungkannya, kemudian merasa kagum dan menerimanya, kemudian sebagian masuk Islam. Contoh dalam sejarah diterangkan bahwa Umar bin Khattab ra. menyatakan diri masuk Islam sehabis mendengar ayat-ayat pertama surat Thaha, dan masih banyak pola lainnya. Inilah bukti kemu’jizatan al-Qur’an dari segi bahasanya.
Uslub al-Qur’an sangatlah indah. Keindahan uslub al-Qur’an benar-benar telah menciptakan orang-orang Arab dan atau luar Arab kagum dan terpesona. Di dalam al-Qur’an terkandung nilai-nilai istimewa di mana tidak akan terdapat dalam ucapan insan menyamai isi yang terkandung di dalamnya.
Al-Qur’an dalam uslubnya yang menakjubkan memiliki beberapa keistimewaan-keistimewaan, di antaranya :
1) Kelembutan al-Qur’an secara lafaz yang terdapat dalam susunan bunyi dan keindahan bahasanya.
2) Keserasian al-Qur’an baik untuk awam maupun kaum cendekiawan, dalam arti bahwa semua orang sanggup mencicipi keagungan dan keindahan al-Qur’an.
3) Sesuai dengan nalar dan perasaan, di mana al-Qur’an memperlihatkan iman pada nalar dan hati, serta merangkum kebenaran dan keindahan sekaligus.
4) Keindahan dalam kalimat serta beraneka ragam bentuknya, yaitu satu makna diungkapkan dalam beberapa lafaz dan susunan yang majemuk yang semuanya indah dan halus.
5) Al-Qur’an meliputi dan memenuhi persyaratan antara bentuk global (ijmal) dan bentuk yang terperinci (tafsil).
6) Dapat dimengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat (yang dikemukakan).
B. Isi Kandungannya.
Dilihat dari isi kandungannya, kemu’jizatan al-Qur’an sanggup dilihat dari beberapa hal, yaitu :
1. Al-Qur’an mengungkapkan berita-berita yang bersifat ghaib.
Hal-hal yang bersifat ghaib yang diungkap dalam al-Qur’an sanggup dipilah menjadi 2 (dua) yaitu :
Pertama, gosip menyangkut masa lalu. Sebagai contohnya: kisah Nabi Adam a.s., Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., dan Nabi Ismail as., Nabi Musa a.s., dan kisah lain di masa lalu. Salah satu pola lainnya sebagaimana diungkapkan dalam QS. Yunus : 92
فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً ۚ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ
“Maka pada hari ini Kami selamatkan jasadmu supaya engkau sanggup menjadi pelajaran bagi orang-orang yang tiba setelahmu, tetapi kebanyakan insan tidak mengindahkan gejala (kekuasaan) Kami.”. (QS. Yunus : 92)
Ayat tersebut menceritakan ihwal Fir’aun yang diawetkan dengan cara dibalsem, sehingga utuh hingga sekarang. Hal itu bersifat ghaib, alasannya ialah tidak ada orang yang mengenalnya. Akan tetapi gosip al-Qur’an itu ternyata terbukti kebenarannya kemudian.
Kedua, gosip ihwal peristiwa-peristiwa yang akan terjadi baik di dunia maupun di akhirat, misalnya:
الم . غُلِبَتِ الرُّومُ . فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ
“Alif Lam Mim. Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka sehabis kekalahannya itu akan menang.” (QS. ar- Ar-Rum : 1-3)
Ayat tersebut menceritakan ihwal kemenangan bangsa Romawi atas bangsa Persia. Padahal dikala ayat ini diturunkan, belum terjadi peperangan yang dimaksudkan ayat tersebut. Akan tetapi kebenaran gosip itu terbukti sembilan tahun kemudian.
Berita mistik menyangkut masa yang akan terjadi lainnya, contohnya gosip ihwal kemenangan umat Islam dalam perang Badar dijelaskan dalam QS. Al-Qamar : 45, insiden Fathu Makkah dijelaskan dalam QS. Al-Fath : 27, dan sebagainya.
2. I’jazul ‘ilmi, yakni kemu’jizatan ilmu pengetahuan.
Al-Qur’an mengungkapkan isyarat-isyarat rumit terhadap ilmu pengetahuan sebelum pengetahuan itu sendiri sanggup menemukannya. Kemudian terbukti bahwa al-Qur’an sama sekali tidak bertentangan dengan penemuan-penemuan gres yang didasarkan pada penelitian ilmiah.
Hal ini menyerupai difirmankan Allah Swt.:
سَنُرِيهِمْ آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka gejala (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur’an itu ialah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (QS. Fussilat :53)
Banyak ayat al-Qur’an yang mengungkapkan arahan ihwal ilmu pengetahuan, seperti: terjadinya perkawinan dalam tiap-tiap benda, perbedaan sidik jari manusia, berkurangnya oksigen di angkasa, khasiat madu, asal insiden alam semesta, penyerbukan dengan angin, dan masih banyak lagi isyarat-isyarat ilmu pengetahuan yang bersifat potensial, yang kemudian berubah menjadi ilmu pengetahuan modern.
Baca Juga :
- Pengertian I’jazul Qur’an (Kemukjizatan Al-Qur’an)
- Perbedaan Bentuk Mukjizat Nabi Saw dengan Mukjizat Nabi Terdahulu
- Fakta Ilmiah Tentang Garis Edar Tata Surya Dalam Al Qur'an
Salah satu arahan ilmu pengetahuan tersebut ialah mengenai perbedaan sidik jari manusia, firman Allah Swt:
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَلَّنْ نَجْمَعَ عِظَامَهُ . بَلَىٰ قَادِرِينَ عَلَىٰ أَنْ نُسَوِّيَ بَنَانَهُ
“Apakah insan mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? (Bahkan) Kami bisa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.” (QS. Al-Qiyamah : 3-4)
3. Al-Qu r’an memperlihatkan aturan aturan atau undang-undang yang bersifat universal, meliputi segala urusan hidup dan kehidupan manusia.
Secara lebih rinci, Said Husin al-Munawar memperlihatkan rumusan mengenai aspek-aspek kemu’jizatan al-Qur’an sebagai berikut :
a. Susunan bahasa yang sangat indah, berbeda dengan setiap susunan bahasa yang ada dalam bahasa orang-orang Arab.
b. Adanya uslub yang luar biasa, berbeda dengan semua uslub-uslub bahasa Arab.
c. Sifat agung yang mustahil lagi seorang makhluk untuk mendatangkan hal yang menyerupai al-Qur’an.
d. Bentuk undang-undang yang detail dan tepat yang melebihi setiap undang-undang buatan manusia.
e. Mengabarkan hal-hal ghaib yang tidak bisa diketahui kecuali dengan wahyu.
f. Tidak bertentangan dengan pengetahuan-pengetahuan umum yang dipastikan kebenarannya.
g. Menepati komitmen dan bahaya yang telah dikabarkan di dalamnya.
h. Memenuhi segala kebutuhan manusia.
i. Berpengaruh kepada hati pengikut dan musuh (orang yang menentangnya).
Demikianlah sahabat bacaan madani ulasan ihwal Aspek-aspek Kemu’jizatan Al-Qur’an. Secara garis besar ada dua aspek kemu’jizatan al-Qur’an yaitu gaya bahasa dan isi kandungannya. Kunjungilah selalu www.bacaanmadani.com semoga bermanfaat. Aamiin. Sumber, Al-Qur’an Hadits, Kementerian Agama Republik Indonesia, 2014.
0 Response to "Aspek-Aspek Kemu’Jizatan Al-Qur’An"